Photo : Sy |
Okey kawan…!! Kali ini tulisanku akan
lebih serius kawan, tulisan yang akan menggambarkan tentang jiwa dan raga sang
pejuang. Seorang pejuang yang mulai kehilangan arah tujuan, jiwa yang kering
kerontang yang membuat raganya meronta-ronta kehausan, jiwanya kosong dan gelap
hingga membuatnya meraba-raba arah dan jalan hidupnya, jiwa yang terasing dalam
kesendirian hingga membuat raganya menjerit-jerit ketakutan, jiwa yang mulai
menyempit hingga membuat raganya kesakitan karena terhimpit oleh waktu dan
zaman dan jiwa yang mulai kehilangan stamina dan spirit perjuangan hingga
menyebabkan raganya terkulai lemah tidak bertenaga.
matanya mulai rabun hingga tidak mampu
melihat dengan jernih dan terang, telinganya mulai tuli hingga tidak mampu
membendakan antara jeritan maupun tawa, mulutnya terkatup rapat hingga tidak
mampu berkata dan berteriak untuk keadilan dan kebenaran, tangannya mulai
bergetar dan terkulai lemah hingga tidak mampu terangkat dengan kuat dan
terkepal erat seirama dengan teriakannya Allahu akbar, teriakan tentang
kebesaran Tuhan, kakinya mulai lumpuh tidak mampu berjalan lagi hingga
membuatnya harus bersandar pada apa saja yang di dapatkan. Tidak peduli tempat
bersandar itu tongkat yang kokoh atau kayu yang rapuh, tidak peduli tongkat itu
dari rotan yang lentur dan kuat atau ular yang licin dan berbisa.,, itulah
gambaran jiwa dan raga sang pejuang yang mulai kehilangan ruh perjuangan.
Kawan…!!! Itulah gambaran jiwa dan raga sang
pejuang yang dulu begitu menggelegar laksana halilintar semangat perjuangannya,
matanya tajam menatap jauh kedepan membuat ciut nyali siapa saja yang
memandang, telinganya sangat peka terhadap suara berisik, suara jeritan dan
tangisan, tangannya terkepal erat dan terangkat tinggi ke atas, suaranya
bergetar dan penuh keyakinan menyuarakan kebenaran hingga membuat yang
mendengar akan terpaku dan terpana, kakinya berdiri tegap melangkah lebar
kedepan dan tidak mundur walau selangkahpun melewati rintangan dan tembok
tinggi yang menjulang, mulutnya akan senantiasa berteriak ALLAHU AKBAR untuk
sebuah keadilan dan kebenaran.
Tapi itu tinggal kenangan kawan…!!! Karena
ruh perjuangan itu telah meninggalkan raganya, ruh yang selama ini telah
memompa dan memacu andrenalin sang pejuang itu telah mati dan tergilas oleh
ruang dan waktu, perputaran ruang dan waktu yang begitu kuat dan cepat penuh
dengan intrik dan licik telah menyebabkan ruh itu terlempar dan terdampar
disudut ruang dan waktu.
Sementara raganya kini hanya menjadi
manusia robot yang digerakkan oleh sebuah remote control yang telah
menggantikan fungsi hati dan fikirannya, seluruh anggota tubuhnya kini bergerak
seirama dengan irama sang pemilik remote control, matanya bergerak searah
dengan mata sang pemiliki remote control, suaranya adalah suara rekaman dari
sang pemilik remote control, telinganya telah menjadi telinga sang pemilik
remote control, tangan dan kakinya bergerak sesuai dengan gerekan tombol remote
control yang di mainkan oleh pemilik remote control sesuai dengan kehendak
hatinya. Kini dia menjadi manusia hidup yang tidak bernyawa alias robot
manusia.
Satu waktu aku melihatnya sedang terduduk
lesu di di sudut zaman, tangannya mengapit dua lututnya, rambut acak-acakan
tidak beraturan, mulut mengering dan sedikit terbuka, matanya sayu sambil menatap
kosong kedepan, aku coba berprasangka bahwa dia mulai dilupakan oleh tuannya. Aku
menduga bahwa tuannya merasa bahwa dia tidak memberi manfaat apa-apa lagi, suaranya
tidak mampu merubah apa-apa lagi, gerakannya malah menghambat dan membahayakan
bagi sang tuannya sendiri, aku menduga raganya juga mulai dilemparkan keluar
dari perputaran ruang dan waktu mengikuti roh perjuangannya yang telah lebih duluan
terlempar dan terdampar.
Dalam hati aku bertanya, bagaimana
riwayatmu kini wahai sang pejuangan…?
Salam potret anak zaman
Oleh : Syahwaludin
Post a Comment