Dengan menyebut nama Allah
yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang, shalawat dan salam kepada Baginda
Rasulullah Saw. Ku tulis tulisan ini sebagai bahan pertimbangan dan bahan untuk
dikaji ulang oleh ilmuan (ulama) dan masyarakat muslim terhadap hokum (fiqih)
yang hampIr terlupakan.
Tulisan ini penulis beri judul
: “HUKUM BERGEMBIRA DENGAN LAHIRNYA SEORANG ANAK”.
Disaat telinga kita mendengar
kata “anak-anak” otak kita memberi jawaban tidak lebih hanya sebagai manusia
yang lemah, baru, masih labil, tidak berpengaruh dan sebagainya. Diakui atau
tidak begitulah penadangan umum manusia terhadap anak-anak.
Berawal dari cara pandang
semacam itu maka pengkajian hokum terhadap anak-anak pun lemah atau kurang
menjadi prioritas. Sehingga efek dari lemahnya kajian hokum terhadap anak-anak
yang dilakukan ilmuan (ulama) islam, membuat masyarakat muslim, khususnya
keluarga yang baru melahirkan seorang bayi tidak tau ritual apa yang harus
dilakukan terhadap bayinya. Maka tidak tertutup kemungkinan mereka mengadakan
ritual-ritual yang menyimpang dari ajaran islam yang mulia ini.
Padahal anjuran didalam agama
islam begitu luas dan mengatur seluruh aspek kehidupan kita. Mulai dari hal
yang terkecil sampai kepada permaslahan yanga sangat krusial, hanya saja kita
sendiri yang meredupkan cahaya dinul islam yang agung ini.
Sebagai sample sederhana bahwa
islam mengatur seluruh aspek kehidupan manusia bahkan dalam hal-hal masalah
melahirkan adalah :
a. Yang harus dilakukan sesame muslim ketika ada saudaranya yang
baru melahirkan.
b. Memberikan ucapan selamat dan turut gembira ketika seseorang
melahirkan.
Dianjurkan kepada setiap
muslim untuk segera memberikan ucapan selamat kepada sesama muslim jika ada
saudara sesama muslim yang melahirkan seorang anak, hal ini dimaksudkan untuk
memperkuat ikatan persaudaraan dan kecintaan antara keluarga muslim.(Abdullah
Nashiah Ulwan, Pedoman Pendidikan anak dalam islam :55)
Sudah menjadi sifat manusia,
apabila diberi ucapan selamat dia akan merasa senang dan bahagia, dan buah dari
perasaan senangnya itu akan menjadi kebaikan social dikemudian hari. Didalam
Al-Qur’an Allah berfirman tentang kisah Zakaria :
فنادته الملائكة وهو قائم يصلي في المحراب ان الله يبشرك بيحي ...
(العمران : 3)
Artinya : “ kemudian malaikat
(jibril) memanggil Zakaria sedang ia tengah berdiri shalat di mihrab (katanya)
“ sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu)
yahya...
Di dalam ayat lain Allah
berfirman :
يا زكريا انانبشرك بغلام اسمه يحي, لم نجعل له من قبل سميا
Artinya : “Hai Zakaria,
sesungguhnya kami meberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak
yang namanya yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang
serupa dengan dia … ( Q.S. 19:7)
Kedua ayat di atas berbicara
tentang pemberian ucapan selamat kepada Nabi Zakaria AS. Atas kelahiran anaknya
yaitu Nabi Yahya, AS.
Sekarang mari kita lihat
proses pemberian ucapan selamat kepada orang yang beru melahirkan di Indonesia
khususnya di Aceh. Sejak dari dulu Aceh dikenal
dengan masyarakat dan bangsa yang berazaskan Islam, setiap perbuatan maupun
tingkah laku orang aceh barometernya adalah Al-Qur’an, hadits, ijma’ serta
Qiyas ulama sehingga orang Aceh dimata orang luar adalah penganut islam sejati.
Begitu juga halnya dengan
pemberian ucapan selamat terhadap saudaranya yang baru melahirkan, orang Aceh
biasanya mengunjungi saudaranya dengan membawa perlengkapan untuk sibayi yang
baru lahir; mulai dari baju, pembalut, obat-obatran sampai kepada makanan untuk
sang ibu. Ini merupakan ekpresi kebahagiaan yang luar biasa dari orang aceh
dalam menyambut kedatangan manusia baru ke dunia. Malah di dalam adat kebiasaan
orang Aceh, ada yang namanya Keumaweuh (mengunjungi saudaranya yang
sedang hamil) biasanya dilakukan dengan membawa makanan yang diidam-idamkan
oleh ibu hamil, seperti bauh-bauahan yang banyak mengandung zat asam dan
sebagainya. Barangkali disini letak perbedaan adat kebiasaan orang Aceh dengan
daerah lain dalam hal pemberian ucapan selamat kepada saudaranya, jika umat
islam di daerah lain harus menunggu sang bayi lahir bari memberikan ucapan
selamat, di Aceh sebelum lahirpun sudah diberikan semangat kepada ibu hamil.
Ekspresi kebahagiaan
masyarakat aceh ini tidak jauh berbeda dengan yang diceritakan dalam riwayat
bahwa Abu Lahab begitu gembiranya menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Sangking gembiranya Abu Lahab memerdekakan seorang budaknya yang bernama
Tsuawibah, karana merasa gembira dengan kelahiran keponakannya (Muhammad SAW).
Allah menyejukkan Avu Lahab setelah ia mati, dengan mengeluarkan ait dari
sela-sela jarinya (HR. Bukhari).
Dan As-Suhaili telah
menceritakan bahwa Al-Abbas berkata : setelah Abu Lahab mati, berselang satu
tahun aku bermimpi bahwa ia (Abu Lahab) berada dalam keadaan buruk, ia berkata
“ aku tidak pernah menemukan kesenangan setelah kamu sekalian, kecuali bahwa
siksaku diringankan pada hari senin (Abdullah Nashih Ulwan : Pedoman Pendidikan
ANak dalam Islam). Sebagai umat islam kita mengetahui bahwa hari senin adalah
meruapakn hari kelahiran penghulu Nabi Muhammad SAW.
Jadi apa yang sudah lama
dipraktekkan di dalam masyarakat Aceh, berkenaan dengan pemberian ucapan
selamat terhdap saudaranya yang baru melahirkan itu semua merupakan perwujudan
dari sunnah Rasulullah SAW. Wallahu a’lam bisshawab.
Penulis : Yulisman, Santri
Dayah Darul Muta’allimin Aceh Barat dan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Teungku Dirundeng Meulaboh Jurusan Muamalah.
Post a Comment