Oleh Ust. Abu Abdillah Syahrul Fatwa as-Salim
Sesungguhnya sholat adalah ibadah badani yang paling
agung dalam agama Islam. Dia adalah rukun Islam setelah syahadat.
Kewajiban sholat telah tetap berdasarkan al-Qur’an, hadits, ijma’ kaum
muslimin. Khusyuk dalam sholat adalah hal yang sangat penting, sudah
barang tentu kita dituntut untuk berusaha dan selalu melatih diri dapat
menunaikan sholat dengan khusyuk.
Memahami Khusyuk
Imam Roghib al-Ashfahani rahimahullah berkata: “Khusyuk
adalah merendahkan diri. Umumnya kalimat khusyuk digunakan untuk istilah
pada anggota badan. Adapun tunduk dan merendahkan diri umumnya untuk
menggambarkan sesuatu yang ada di dalam hati. Oleh karena itu dikatakan,
jika hatinya telah tunduk maka akan khusyuk pula anggota badannya.[1]
Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: ”Khusyuk adalah sebuah makna yang tersusun dari pengagungan, kecintaan, perendahan dan perasaan butuh”.[2]
Al Hafizh Ibnu Rojab rahimahullah berkata: ”Asalnya khusyuk
adalah lembutnya hati, tenang, tunduk dan perasaan butuh kepada-Nya.
Apabila hati telah khusuk maka seluruh anggota badan akan mengikutinya,
karena anggota badan mengikuti hati.”[3]
Jadi khusyuk bukan hanya tergambar dari anggota badan, bukan sekedar
tenang dan diam yang dibuat-buat !!! Atau tingkah laku seperti orang
yang khusyuk namun hatinya kosong dan tidak tunduk kepada Allah azza wa jalla.
Kiat Menggapai Khusyuk Dalam Sholat
1. Persiapan Sebelum Sholat
Hal ini dimulai saat adzan dikumandangkan, dengan segera mengambil
wudlu, membersihkan mulut dan badan kemudian memakai pakaian yang bersih
dan bagus untuk sholat. Allah ta’ala berfirman:
يَابَنِي ءَادَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَتُسْرِفُوا إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
”Hai anak Adam, kenakanlah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
masjid. Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A’rof: 31)
Setelah itu berjalanlah menuju masjid dengan tenang, tidak
tergesa-gesa, bacalah doa keluar rumah dan menuju masjid. Apabila telah
sampai di depan pintu masjid bacalah doa masuk masjid kemudian sholat
lah dua rakaat.
2. Tuma’ninah di dalam sholat
Adalah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam sholat dalam keadaan tuma’ninah yang paling sempurna hingga setiap persendian kembali ke tempatnya. Dan beliau shallallahu’alaihi wa sallam juga
memerintahkan orang yang jelek sholatnya untuk mengulangi kembali.
Adapun sholat dengan tergesa-gesa, tidak tenang saat ruku’ dan sujud
adalah sholatnya orang yang paling jelek.
Dari Abu Qotadah radliyallahu’anhu bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
”Orang yang paling jelek dalam mencuri adalah orang yang mencuri
dalam sholatnya”. Para shahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah, bagaimaa
dia mencuri dalam sholatnya ? Nabi menjawab: ”Yaitu orang yang tidak
menyempurnakan ruku’ dan sujudnya ketika sholat”. (HR. Ahmad: 24/378, al-Hakim 1/229, Shohih Jami’:997)
Dan orang yang cepat dalam sholatnya, tidak tuma’ninah dan
tergesa-gesa tidak mungkin bisa khusyuk karena cepat itu menghilangkan
kekhusyukan dalam sholat.
3. Ingat mati ketika sholat
Berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam:
”Ingatlah kematian di dalam sholatmu. Karena seseorang bila ingat
mati di dalam sholat, dia akan memperbagus sholatnya. Sholatlah seperti
sholatnya seorang laki-laki yang tidak menyangka bahwa dia akan sholat
lagi di lain waktu” (Hasan. Lihat takhrij lengkapnya dalam as-Shohihah: 1421)
4. Pahamilah apa yang engkau baca
Yaitu berusaha memahami ayat dan doa yang kita baca. Karena ayat
al-Qur’an diturunkan agar dipahami dan direnungi maknanya. Allah azza wa
jalla berfirman:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ
”Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat
pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shood: 29)
Demikian pula termasuk sebab yang dapat membantu dalam merasakan
kelezatan bacaan al-Qur’an atau doa adalah dengan memahami dan kandungan
ayat dan doa yang dibaca. Imam Ibnu Jarir at-Thobari rahimahullah
berkata: ”Sungguh aku heran kepada orang yang membaca al-Qur’an akan
tetapi dia tidak memahami makna dan tafsiran ayatnya, bagaimana mungkin
dia bisa merasakan lezatnya bacaannya?!”[4]
5. Tinggalkan dosa dan maksiat
Allah azza wa jalla berfirman:
إِنَّ اللهَ لاَيُغَيِّرُ مَابِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَابِأَنفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubahkeadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ro’d: 11)
Maksiat adalah penghalang khusyuk. Cukuplah pikirannya akan
senantiasa teringat kemaksiatan yang ia lakukan sebagai pelajaran bahwa
khusyuk tidak mungkin tercapai dengan tetap bermaksiat.
6. Pilihlah pekerjaan yang sesuai
Maksudnya adalah memilih jenis pekerjaan yng tidak berbenturan dengan
waktu sholat dan tidak membebankan pikiran. Karena bila pekerjaan itu
berat, secara otomatis pikiran akan senantiasa teringat dengan
pekerjaan, sehingga rasa sholat khusyuk menjadi hilang. Demikian pula
jika pekerjaan berbenturan dengan waktu sholat, akan menyebabkan sholat
tertunda, atau mengerjakan sholat super kilat !!. Dan semua ini
menghilangkan khusyuk dalam sholat.
7. Tidak menambah kesibukan dunia
Jika Allah azza wa jalla telah memberimu kecukupan rezeki
dalam bekerja di pagi hari, maka jadikanlah waktu sore untuk beramal
akhirat. Merasa cukuplah dengan pemberian Allah ta’ala, jangan engkau
habiskan waktumu seharian penuh hanya mengejar urusan dunia yang tidak
ada habisnya!!. Karena jika jiwa ini merasa cukup, hati akan lapang,
tentram dan pikiran tidak akan bercabang kemana-mana memikirkan bisnis
atau pekerjaan!. Dia akan mendatangi sholat dengan hati yang tenang,
siap bermunajat kepada Allah ta’ala dan pikirannya tertuju pada sholat.
Renungkanlah hal ini wahai saudaraku.
8. Mengambil Sutroh Sholat
Termasuk perkara yang bisa mendatangkan rasa khusyuk dalam sholat
adalah menjadikan sholat kita menghadap sutroh. Karena hal itu lebih
menjaga pandangan, menjaga dari setan dan menjaga agar tidak dilalui
orang. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
”Apabila salah seorang diantara kalian sholat, maka sholatlah dengan menghadap sutroh dan mendekatlah.” (HR. Abu Dawud: 698, dihasankan oleh al-Albani dalam Shohihul Jami’: 651)
Imam Nawawi rahimahullah berkata: ”Hikmah anjuran mengambil
sutroh adalah menjaga pandangan dari perkara yang ada di depannya,
menghalangi orang yang lewat didekatnya dan mencegah lewatnya setan yang
dapat menggoda untuk membatalkan sholatnya”.[5]
9. Pusatkan hati dan pikiran
Perkara ini memang berat dan tidak mudah, terkadang ketika kita
sholat perkara yang tadinya tidak teringat akan menjadi ingat ketika
kita sudah masuk sholat. Akan tetapi, tetaplah berusaha untuk memusatkan
hati kepada Allah ta’ala, ingat bahwa kita sedang berdiri di hadapan
Rabb semesta alam, penguasa langit dan bumi.
Adalah Dzun Nun menceritakan bagaimana sholatnya para ahli ibadah:
”Bila engkau melihat mereka sholat, tatkala sudah berdiri di tempat
khusus sholat mereka, kemudian mereka membuka sholat dengan takbir, akan
terlintas dalam hati mereka bahwa tempat yang mereka berdiri sekarang
adalah seperti tempat berdirinya para manusia kepada Allah”.[6]
Al-Hafizh Ibnu Rojab al-Hambali rahimahullah berkata:
”Menghadap kepada Allah dengan hati dan pikiran, tidak menoleh kepada
selain-Nya, ada dua bentuk: Pertama, hatinya tidak berpaling kepada
perkara yang mudah, hanya terpusat kepada Allah azza wa jalla. Kedua,
pandangannya tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, hanya tertuju ke tempat
sujudnya, inilah keharusan khusyuk bagi hati, tidak menoleh kepada
selainnya.”[7]
10. Berdoa dan mohonlah perlindungan dari godaan setan
Setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Permusuhan ini akan
senantiasa berlangsung hingga hari kiamat. Apalagi dalam perkara sholat,
jika seorang hamba berdiri untuk sholat setan akan cemburu karena
dengan demikian manusia sedang berada dalam keadaan yang paling dekat
kepada Allah ta’ala. Setan akan benci dan akan berusaha kuat untuk
menggoda dan membatalkan sholatnya.
Bahkan akan terus memberi janji-janji muluk, memberi angan-angan
kepada manusia, hingga manusia terjerat dan lupa akan perkara
sholat!!![8]
Setan itu diibaratkan seperti perampok jalanan, acapkali seorang
hamba ingin berjalan menuju Allah azza wa jalla, dia akan berusaha untuk
memutus jalannya.
Diantara doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk berlindung dari ketidakkhusyukan adalah:
اَللَّهُمَّ إِنِّى أُعُوذُبِكَ مِنْ عِلْمٍِ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍِ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍِ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍِ لاَ يُسْتَچَابُ لَهَا
”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan” (HR. Muslim: 2722)
–
Dinukil dari artikel yang berjudul Khusyuk Dalam Sholat
oleh Ust. Abu Abdillah Syahrul Fatwa as-Salim hal. 51-55, Majalah
al-Furqon Edisi 4 tahun kesembilan/ Dzulqo’dah 1430 (Okt/Nop 2009).
Silahkan untuk merujuk ke majalah tersebut untuk pembahasan yang
lengkap.
sumber : salafiyunpad.wordpress.com
Post a Comment