PESANTREN DARUL MUTA'ALLIMIN ACEH BARAT

MENANAMKAN NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN TEUKU UMAR SEJAK DINI MELALUI WISATA SEJARAH



Photo : Siswi SMP IT Ziarah Makam Teuku Umar
"Jikalau engkau meninggalkan sejarah, engkau akan berdiri di atas vacuum, engkau akan berdiri di atas kekosongan dan lantas engkau menjadi bingung, dan akan berupa amuk, amuk belaka. Amuk, seperti kera kejepit di dalam gelap." --Soekarno, 1966.
Minggu, 25 Maret 2018, satu per satu para santriwati SMP IT Dayah Darul Muta'allimin Meulaboh bergegas menaiki bus yang sudah terpakir manis di pelataran dayah. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 WIB, itu artinya hari sudah menjelang siang. Matahari mulai terlihat di tengah-tengah --memancarkan terik panasnya-- menantang para santriwati dengan angkuhnya. Namun itu tidak menyurutkan langkah mereka untuk tetap melangkah dengan riangnya. Terlihat juga senyum yang merekah lebar di wajah mereka. Iya, mereka sangat bersemangat! Hari itu kami telah bersepakat untuk pergi berziarah, ke salah satu makam pejuang besar Aceh, Makam Teuku Umar Johan Pahlawan.
Bus yang dinaiki oleh para santriwati ini beranjak perlahan menuju ke lokasi makam yang terletak lumayan jauh dari dayah tempat mereka menuntut ilmu. Bus meliuk perlahan di jalanan yang berkelok sempit dan rusak. Ada perbaikan jalan yang kami temukan di beberapa badan jalan, belum lagi hewan-hewan ternak yang bebas berkeliaran di atas jalan dan truk-truk pengangkut pasir yang datang dari arah berlawanan. Jika ingin selamat, tidak mungkin bus melaju kencang.
Setelah lebih kurang satu setengah jam perjalanan, akhirnya kami tiba di lokasi makam Teuku Umar. Makam itu terletak di Desa Mugo Cut, Panton Reu, Aceh Barat. Di lokasi yang jauh masuk ke dalam kaki bukit, di hutan belukar yang masih belum ditinggali oleh masyarakat sekitar. Siapa sangka, di sini lah seorang pejuang besar disemayamkan. Jauh dari riuh perkotaan, dari tempat beliau gugur di medan perang.
Bus diparkir tepat di depan gerbang masuk makam. Para santriwati dengan antusiasnya berjalan memasuki area makam. Dress-codeberwarna biru gelap dan merah maroon mendominasi area makam, mengalahkan sekelompok berpakaian serba putih, yang datang dari arah berlawanan.

Kami berjalan bersama melalui jalur bawah. Sembari melihat suasana di sekeliling yang masih begitu kentara dengan nuansa hijau pepohonan hutan. Tercium aroma-aroma tanah dan dedaunan hutan. Juga terdengar kicauan burung dan teriakan-teriakan kecil hewan-hewan penghuni hutan.
Ada beberapa bangunan di sini, yang tersusun di beberapa tingkatan. Kami harus menjangkau setiap bangunan dengan menaiki anak-anak tangga yang sudah mulai mengeropos dan rusak. Bangunan-bangunan yang berbentuk jamboe ini tidak terurus dengan layak, begitu pula fasilitas lainnya. Sehingga terkesan tua dan memprihatinkan. Padahal, konsep desain dan lokasinya sudah sangat begitu indah dengan posisi bertingkat-tingkat. Belum lagi sampah-sampah sisa pengunjung yang berserakan begitu saja, juga bangunan tempat persinggahan yang kotor. Semoga saja nantinya ada perhatian yang lebih layak untuk lokasi makam bersejarah ini. Juga kesadaran bersama dari para pengunjung makam untuk menjaga kebersihan.

Belajar Memahami Sejarah Perjuangan Teuku Umar
Siswi SMP IT sedang mendengar sejarah Teuku Umar

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 WIB. Kami sudah mengunjungi makam Teuku Umar yang berada di lokasi paling tinggi setelah melewati beberapa pondok persinggahan, tepat di kaki bukit. Setelah berdoa sejenak dan berfoto bersama, kami segera menuju ke pondok untuk mendengarkan ceramah singkat dari bapak penjaga Makam, Teuku Meurah Hasan.
Para santriwati duduk dengan rapi di pondok kecil itu. Ada lebih dari 30 santriwati yang hadir pada hari itu. Mereka sudah siap mendengarkan kisah atau sejarah perjuangan dari pahlawan besar Aceh ini.
Sejarah, adalah hal yang penting untuk dipelajari oleh setiap generasi umat manusia. Terlebih lagi oleh para generasi muda seperti para santriwati SMP IT Darul Muta'allimin ini. Pemahaman sejarah yang baik oleh generasi muda akan memberikan pengalaman dan pembelajaran mengenai nilai-nilai kebaikan dari orang-orang sebelumnya. Karena generasi saat ini hidup oleh hubungan sebab-akibat dari benang sejarah yang dibentuk oleh generasi sebelumnya. Bagaimana saat ini kita bisa maju, kita mampu bangkit, tidak terlepas dari sejarah panjang yang telah dilewati. Maka jika tidak mau belajar sejarah, itu artinya sama dengan tidak ingin maju. Juga tidak paham dengan letak pentingnya menghargai jasa-jasa moral tokoh yang sudah bersusah payah berjuang demi generasi yang ada saat ini.
"Sangat penting bagi adik-adik sebagai generasi penerus bangsa ini untuk mengenal sosok Teuku Umar, pejuang besar Aceh. Supaya adik-adik mampu mengambil ibrah semangat perjuangannya untuk membela bangsanya. Sehingga nantinya adik-adik pun bersemangat dalam memajukan bangsa, seperti cita-cita dari Teuku Umar ini." Kata T. Meurah Hasan.
Belajar sejarah tokoh pahlawan daerah sejak dini adalah suatu keharusan. Di usia dini lah, mereka butuh motivasi besar untuk dapat memetakan arah pencapaian ke depan. Sebagai calon agent of change--khususnya dari kalangan pesantren-- pemahaman sejarah menjadi batu loncatan atau dasar dari untuk memajukan daerah sesuai dengan ruh spiritualitas. Semangat dari tokoh-tokoh terdahulu menjadi sandaran untuk dapat berbuat yang sama bahkan lebih oleh generasi saat ini.
Maka dengan mengenal sosok pahlawan daerah seperti Teuku Umar, ada rasa kecintaan yang dapat ditanamkan di hati generasi muda ini. Rasa kecintaan ini lah yang mendorong generasi muda untuk tetap berjalan di arah perjuangan yang sama dengan sosok pahlawan daerah yang dicintainya. Mengetahui nilai-nilai yang baik, dan juga belajar dari kesalahan.
“Mengapa Belanda menjajah Aceh? dan Teuku Umar dikejar-kejar oleh Belanda?”
Salah seorang santriwati bertanya hal mendasar seperti ini.
Ini menunjukkan bahwa sangat penting suatu penjelasan mengenai suatu sejarah, sehingga dapat membuka cakrawala berpikir generasi muda ini mengenai asal muasal perjuangan seorang sosok pahlawan.
Mereka menjadi paham, bahwa Aceh dulunya menjadi target dari Belanda untuk dijajahi, diambil kekayaan alamnya, dimanfaatkan orang-orangnya demi memuaskan kepentingan Belanda.
Mereka jadi paham bahwasanya Teuku Umar berperan untuk menahan Belanda, melawan Belanda, dan mempertahan Aceh dengan segala upaya agar niat buruk Belanda tidak terlaksanakan.
Sehingga, ada beberapa nilai moral penting yang dapat diambil oleh para santriwati dari diskusi sejarah kepahlawanan Teuku Umar ini:
1.     Keteguhan
Teuku Umar adalah sosok pejuang yang teguh. Keteguhan beliau terlihat dari susahnya para penjajah Belanda menjatuhkan rakyat Aceh yang ada di bawah komando Teuku Umar. Teuku Umar selalu yakin dengan langkah yang dilaluinya, yaitu berjuang demi kepentingan rakyat Aceh dan agamanya. Meskipun ia pernah berada di pihak Belanda sekali pun, namun keteguhan hatinya tetap lah demi perjuangan bangsanya.
2.     Kecerdikan
Sisi lainnya yang ditakuti Belanda terhadap kesosokan Teuku Umar adalah kecerdikannya. Di usianya yang tergolong muda, Teuku Umar dapat memimpin pasukannya melawan Belanda dan tidak terkalahkan. Meskipun bermodal peralatan perang yang seadanya. Bahkan Teuku Umar menjadi satu-satunya pejuang yang ketika itu menggunakan strategi kerja sama dengan musuh untuk perjuangannya. Pintar mengelabui musuhnya, bahkan orang-orang terdekatnya pun tidak mengerti jalur berpikirnya ketika itu. Kecerdikan beliau dalam menyusun strategi peperangan membuat Teuku Umar menjadi sosok yang paling diincar oleh penjajah Belanda, bahkan hingga beliau gugur di medan perang pun jasadnya tetap dicari-cari Belanda.
3.     Pantang Menyerah
Sikap pantang menyerah ini pun layak diikuti oleh generasi penerusnya. Teuku Umar tidak pernah menyerah bahkan hingga nafas terakhirnya. Meskipun terus-menerus berada di dalam pengejaran Belanda, ia tetap bertahan berjuang dengan sekuat tenaganya. Sampai kata-kata terakhir yang keluar dari mulutnya pun mencerminkan semangat pantang menyerahnya, "Beungoh singoh geutanyoe jep kupi di keude Meulaboh atawa ulon akan syahid (besok pagi kita akan minum kopi di kota Meulaboh atau aku akan syahid),".
4.     Berjuang Membela Rakyat dan Agama
Alasan terkuat perjuangan Teuku Umar melawan Belanda adalah karena rakyat Aceh dan agama Islam yang dianutnya. Itu lah yang membuat semangat perjuangannya berkobar. Teku Umar berharap besar agar rakyat Aceh dapat terbebaskan dari penjajahan dan agamanya tidak diotak atik oleh kaphe Belanda. Semangat untuk membenahi Aceh, agar anak cucunya dapat merasakan kemerdekaan dan kebebasan. Hidup dalam kondisi damai dan sejahtera.
5.     Berjuang Sejak Berusia Muda
Teuku Umar telah berjuang semenjak usia yang sangat muda, yaitu 19 tahun. Usia yang jika pada generasi saat ini masih rentan galau-galauan karena diputuskan pacar, suka jalan sana-sini, belum konsisten terhadap cita-cita, dan malas bekerja keras. Di usia muda seperti ini, Teuku Umar sudah mulai memegang senjata turut andil untuk berjuang membela bangsa. Karena perjuangan membela bangsa tidak memandang usia, selama ada niat yang kuat. Di usia muda pula, Teuku Umar harus gugur secara syahid di medan perang. Setelah beberapa kemenangan terhadap Belanda yang pernah dilewatinya.
Nilai-nilai moral dan perjuangan tokoh bangsa tidak akan dikenal jika kita tidak memahami sejarah. Oleh karena itu lah, mau belajar sejarah di usia dini itu adalah hal yang sangat penting. Terlebih lagi itu adalah hal yang berkaitan dengan daerah tempat tinggalnya.
“Orang-orang mampu bangkit karena sejarah, dan dapat pula jatuh karena sejarah. Tergantung dari cara mereka memahami dan mengambil hikmah dari setiap nilai-nilai yang diajarkannya.”
Semoga dapat terinspirasi.



Penulis : Putri Maulina

Share this article :

Post a Comment

 
Maker : Muhammad Djailani
Copyright © 2011. PESANTREN DARUL MUTA'ALLIMIN ACEH BARAT - All Rights Reserved
powered by Blogger