PESANTREN DARUL MUTA'ALLIMIN ACEH BARAT

SANG PEJUANG 3 : MENGEMBALIKAN RUH PERJUANGAN YANG HILANG "PART 1"

Photo : http://kaligrafi-allah.blogspot.com


Kawan….!!! Ini masih tentang hikayat sang pejuang, kali ini aku mencoba menjawab pertanyaan kawanku dulu yang mempertanyakan “apakah sang pejuang itu masih memiliki harapan sembuh” dari penyakit yang sedang menderanya…?. Baiklah aku akan memberikan jawaban berdasarkan dalil-dalil bedasarkan Al-Qur’an dan Hadits yang merupakan pedoman hidup sang pejuang (way of live). Berilah saran jika aku salah menjawab, kritiklah jika aku salah memahami ayat dan hadits agar aku terpetunjuki.

Wahai kawan ku tulis tulisan ini untukmu agar engkau sampaikan padanya (siapa saja, ntah dia, mereka atau bahkan aku sendiri) yang mungkin sedang mengidap penyakit seperti penyakit yang sedang menjangkiti sang pejuang dengan harapan tulisan ini bisa menjadi setetes air yang bisa membasahi kerongkongmu, berharap tulisan ini bisa menjadi pelita ditengah gelap pekatnya hati, bisa menjadi tongkat untuk membantumu berjalan dengan tegak dan lurus ke depan menggapai tujuan hidupmu.

Wahai kawan…!!! yakinilah bahwa di dunia ini tiada penyakit yang tiada obatnya, karena sudah sunatullah bahwa makluk ini diciptakan secara pepasang-pasangan ada laki dan perempuan, ada siang dan malam, ada api yang panas menyengat dan ada air yang dingin menyejukkan,  tentu jika ada penyakit maka pasti ada penawarnya. Rasulullah bersabda :
مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَل لَهُ شِفَاءً
Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan akan menurunkan pula obat untuk penyakit tersebut ” (H.R. Bukhari)

Percayalah bahwa setiap sungai yang mengalir ada muaranya, Yakinilah bahwa tiada derita yang tiada ujungnya, camkan baik-baik bahwa setiap masa ada akhirnya..
hadits nabi:
لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ

Untuk setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai dengan penyakitnya, penyakit tersebut akan sembuh dengan seizin Allah ” (H.R. Muslim)

perhatikan wahai kawanku hadits di atas..!!! bahwa setiap penyakit ada obatnya, juga harus diingat bahwa penyakit harus diberikan obat yang tepat sesuai dengan jenis penyakitnya, tidak asal memberikan obat tanpa memperhatikan penyakitnya. Ibarat pepatah mengatakan orang sakit perut jangan engkau beri obat sakit kepala.

Lalau bagaimana penyakit yang telah membekukan hati sang pejuang, penyakit yang telah merusak system kerja otak kiri dan otak kanannya, penyakit yang telah memutus urat saraf berfikir positifnya dan penyakit yang telah merubah seluruh fungsi organ-organ tubuhnya itu bisa diobati…?

poin  penting pertama yang harus dilakukan adalah mengupgrade imannya kembali, sebagai seorang yang mengaku beriman kepada Allah sejauh mana Al-Qur’an sebagai kalamullah mampu mempengaruhi hatinya.  Seberapa yakinkah dia bahwa Al-Qur’an adalah pegangan/pedoman hidup yang mampu menyelamatkannya didunia dan akhirat sehingga tiada hari tanpa membacanya, tiada hari tanpa belajar memahami isi kandungannya dan tiada hari tanpa berusaha mengamalkan isi kandungannya.

 Œ Ÿ
Artinya : kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah : 2)

Tanyakan pada lubuk hatinya yang terdalam, apakah Al-Qur’an telah mempu mengisi setiap sudut di relung hatinya sehingga tidak tersisa sedikit pun dihatinya untuk dihuni oleh nafsu angkara murka, oleh sifat iri, dengki, karakusan, oleh kelicikan, kesombongan, kelemahan yang telah membuatnya hina dina. Tanyakan padanya seberapa besar Al-Qur’an telah mempengaruhi rasa takutnya pada Allah ‘Azza wa jalla melebihi rasa takutnya pada nafsunya, pada dunia, pada tahta, harta dan wanita. Seberapa yakinkah dia meyakini kebenaran AL-Quran sehingga menjadikannya pribadi yang merdeka, merdeka dari hawa nafsunya, merdeka dari rasa takut kepada sesama makhluk dan ciptaan-Nya, merdeka dari rasa takut yang telah membelenggu dan memperbudaknya. Tanyakan padanya…!

Poin kedua, tanyakan padanya, siapakah yang menjadi idola dalam hatinya, siapakah idola yang telah mempengaruhi setiap tingkah laku, siapakah idola yang  telah membentuk karakternya, siapakah pujaan yang di jadikan panutan dalam berkata, mendengar, melihat dan melangkah ? Benarkah idolanya itu Nabi Muhammad SAW..? jika benar idolanya adalah muhammad SAW pernahkah dia membaca, memahami dan mengamalkan hadits ini…?

عن أبي نجيح العرباض بن سارية رضي الله عنه قال : وعظنا رسول الله صلى الله عليه وسلم موعظة وجلت منها القلوب وذرفت منها العيون , فقلنا يا رسول الله كأنها موعظة مودعٍ فأوصنا , قال - أوصيكم بتقوى الله عزوجل , والسمع والطاعة وإن تأمر عليك عبد , فإنه من يعش منكم فسيرى اختلافاً كثيراً . فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهدين عضوا عليها بالنواجذ , وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل بدعة ضلالة - رواه أبوداود والترمذي وقال : حديث حسن صحيح

Abu Najih, Al ‘Irbad bin Sariyah ra. ia berkata : “Rasulullah telah memberi nasehat kepada kami dengan satu nasehat yang menggetarkan hati dan membuat airmata bercucuran”. kami bertanya ,"Wahai Rasulullah, nasihat itu seakan-akan nasihat dari orang yang akan berpisah selamanya (meninggal), maka berilah kami wasiat" Rasulullah bersabda, "Saya memberi wasiat kepadamu agar tetap bertaqwa kepada Alloh yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia, tetap mendengar dan ta'at walaupun yang memerintahmu seorang hamba sahaya (budak). Sesungguhnya barangsiapa diantara kalian masih hidup niscaya bakal menyaksikan banyak perselisihan. karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang lurus (mendapat petunjuk) dan gigitlah dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah olehmu hal-hal baru karena sesungguhnya semua bid'ah itu sesat." (HR. Abu Daud dan At Tirmidzi, Hadits Hasan Shahih)

Tanyakanlah padanya…!!! Apakah hadits ini juga mampu membuat hatinya bergetar dan air matanya mampu bercucuran atas pesan yang rosulullah sampaikan…? 

Kawan…!!! Lihatlah bagaimana rosulullah telah mengingatkan untuk bertaqwa kepada Allah dan menjalankan sunnahnya dan sunnah khalifaur Rasyidin dengan sebenar-benarnya dan menjauhi bid’ah, sampai-sampai beliau menegaskan dengan diperintahkan mangamalkan sunnah nabi seperti mengggigit sesuatu dengan gigi geraham, kuat dan tidak akan terlepas. Begitulah Rosul telah mewanti-wanti umat kemudian.

Tanyakan padanya kawan. Apakah isi hatinya sesuai dengan sunnah nabi..? atau malah isi hatinya dipenuhi dengan nafsu birahi…?

Bersambung

Oleh : Syahwaludin

Share this article :

Post a Comment

 
Maker : Muhammad Djailani
Copyright © 2011. PESANTREN DARUL MUTA'ALLIMIN ACEH BARAT - All Rights Reserved
powered by Blogger