PESANTREN DARUL MUTA'ALLIMIN ACEH BARAT

TIDAK PERLU BANGSA INI MERDEKA JIKA ANAK-ANAK DAN PENGUASANYA TIDAK BERAKHLAK, MORAL DAN AMANAH





Di zaman globalisasi ini teleh terdeteksi manusia sering terjebak dalam dunia kehancuran. Untuk itu,individu jujur yang menjadi makhluk langka yang harus dilindungi. Kadang-kadang manusia berbeda pada posisi dilema. Di satu sisi, ia di tuntut menjadi manusia ideal yang menghormati nilai-nilai moral berupa kejujuran, di sisi lain, dia dituntut untuk mampu memenuhis kebutuhan yang diluar kemampuannya.  Kondisi ini sering menggiring manusia menjadi oportinus dan kehilangan filter agamis. ( Dr. Fauzi saleh, MA ; agar hidup lebih bermakna )  
“ satu bangsa akan tegak , bila  akhlaknya terpuji. Dan bangsa itu akan sirna, bila akhlaknya tak teruji “.
Hakikat tidak ada kehancuran yamg lebih berat melainkan dekadensi moral. Moral merupakan akar persoalan bangsa di berbagai penjuru dunia. Mungkin mengatakan kemuduran kita di latarbelakangi oleh faktor ekonomi, sosial budaya dan seterusnya. Perynyataan ini mungkin ada benarnya juga. Tetapi kalau di renung lebih jauh, kemiskinan, kejahatan dan seterusnya merupakan ekses dari dekadensi moral, mulai moral penguasa hingga rakyat jelata.  ( Dr. Fauzi saleh, MA ; agar hidup lebih bermakna )                                                                                  
            “  Bila engkau melihatku berbibir tebal, namun darinya keluar ucapan yang lembut. Bila engkau melihatku berkulit hitam, namun hatiku putih bersih ”. ( lukmanul hakim )

Dalam riwayat disebutkan bahwa Lukmanul Hakim yang namanya terukir dalam Al-quran adalaah manusia yang berkulit hitam, tampangnya tidak menarik,berpostur pendek ditambah lagi dia merupakan seorang budak sahaya. Dengan kata lain, performa lahirnya sama skali tidak dapat diandalkan.
Lukman memang budak badannya, tetapi merdeka hatinya. Sebagai budak, lukman memilki status ganda. Di satu sisi lukman tetap sebagai manusia yang memiliki kewajiban dan hak yang ter batas, namun disisi lain, dianggap setengah binatang karena bisa diperjual belikan di pasaran. Kondisi ini tidak pernah menyurut keinginan lukman untuk menjadi manusia bertitel ‘ abid ( hamba Allah ) dan hakim) ( bijak ). “ abid “ karena lukman mampu meposisikan dirinya sebagai hamba Allah yang taat, tidak ter lena dengan percikan godaan duniawi. “ hakim “” karena lukman arif dan bijak dalam meniti waktu, menata ucapan, memanage pergaulan dan memimpin jiwa dan raganya. Bahasanya terukir indah didengar, penampilan nya tawadhu’ tidak takabbur,  performa sopan.
Ihwal lukman rupanya direkam dalam ingatan banyak manusia itu. Di antara mereka ada yang langsung menemui lukman untuk menanyakan bagai mana lukman menggapai derajat yang mulia itu. Lukman menjawab : tiga hal yang membuat saya menggapai kemuliaan itu : pertamaa : saya menyampaikan amanah, kedua: saya selalu jujur, ketiga: saya meninggalkan hal-hal yang tidak membberikan mamfaat. ( Dr. Fauzi saleh, MA ; agar hidup lebih bermakna )                                                                                 

Berbagai kutipan-kutipan diatas  itu sangat di pandang perlu kita untuk meneropong anak-anak bangsa sampai kepenguasanya,  akhlak,moaral dan amanahnya sang penguasa yang paling utama menjadi tonggak anak-anak bangsa,ketika ini jauh yang seperti kita harapkan jadi kita harus berfikir 20 kali lagi untuk mencapai ketenangan,ksejahtraan,kemakmuran dan kenyamanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika hal  ini terus-terusan berlanjut,maka sungguh kita tidak membutuhkan hak otoritas atau kemerdekaan bangsa ini, sepatutnya kita juga harus menyadari bangsa ini bernuansa islamisasi yang sangat megah di negara-negara tetangga. Konon apa yang sedang terjadi,,,,,,,,,?  Bahkan kita masih berani dalam keadaan kesenjangan akhidah menuntut kita untuk bebas. Mungkinkah ini salah satu proses keadilan Tuhan,,,,,,,? Jawabannya ia,,,,,! Mungkin jika tuhan mengkehendaki kita untuk kebebasan ini sungguh kita dapat meng estimasi atau memperkirakan kedepannya bangsa ini sama persis dengan bangsa sebelum lahirnya Nabi kita rasulullah SAW.
Ini bukannya mempropokasi, dan ini juga bukan kontraminasi jiwa, hanya melainkan untuk membuka atau mengoperasi otak jenius yang selama ini terkena doktrin-doktrin duniawi sehingga kita lupa dengan kesadaran-kesadaran dasar.
Ayoo anak bangsa bangkitkan akhidah sebelum merdeka,hanya kita yang bereksistensial generasi bangsa islamik, ayo rekonstruksi jiwa dalam perbaikan akhlak, rekonstruksi pikiran dalam perbaikan moral, rekonstruksi gerakan yang jujur dalam menjalankan amanah.............!    untuk  menuju kearah manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dalam berbangsa dan bernegara.

Hanya untuk bangsa ku........!
Wassalam..........
                                                                         Edyansyahputra.
Share this article :

Post a Comment

 
Maker : Muhammad Djailani
Copyright © 2011. PESANTREN DARUL MUTA'ALLIMIN ACEH BARAT - All Rights Reserved
powered by Blogger